14 Maret

Lidia baru sadar kalau ini adalah tanggal 14 Maret setelah melihat status facebook salah satu orang yang berteman dengannya.

“Kamu lupa apa ngelupa siiii,,,,, tengah malam aku terbangun menunggu ucapan

darimu tapi kenyataannya gak ada”

Tiba-tiba dia teringat kejadian di tanggal 13 Maret 2012

“Pagi sayang” Lidia tersenyum manis membaca sms dari sang kekasih, dia kemudian meletakkan kembali hapenya di atas meja tanpa membalas sms dari sang kekasih.

Lima menit kemudian hapenya berbunyi tanda ada telepon masuk, setelah Lidia cek siapa yang meneleponnya, dia kembali tersenyum kemudian melanjutkan aktifitas kerjanya tanpa mengangkat telepon yang ternyata dari sang kekasih.

Setiap satu jam sekali hape Lidia selalu berbunyi tapi tetep Lidia hanya tersenyum sambil memastikan siapa peneleponnya, kemudian membiarkan hape itu berhenti berbunyi dengan sendirinya.

“Yang kenapa sich telepon mas gak di angkat, jangan bikin mas kawatir dong” Lidia membaca sms yang barusan di kirim sang kekasih. Lidia kembali tersenyum,

“Terserah kalau adek gak mau berhubungan lagi sama mas” Lidia kali ini cemas membaca sms yang bernada sedikit mengancam itu. Dia melirik jam dinding yang terpasang di dekat lemari bajunya.

“Aku ada rapat mas, nanti kalau sudah selesai aku hubungi kamu” Akhirnya Lidia memberanikan diri untuk balas sms sang kekasih.

“Rapat kok jam 9 malam gini, rapat apaan?” Sms jawaban sang kekasih.

Lidia hanya bisa tersenyum, memasang alarm jam 12.01 kemudian tidur.

***

Jam 12.01 alarm jam Lidia berbunyi, dengan harap-harap cemas Lidia menelepon sang kekasih.

“Halo” Suara sang kekasih menyapa Lidia

“Happy birthday to you

Happy birthday to you

Happy birthday

Happy birthday

Happy birthday to you”

Lidia menyanyikan sebuah lagu ulang tahun buat sang kekasih.

Dan mereka berdua tertawa bersama memecah heningnya malam.

***

Dan sekarang kejadian itu sudah sudah berumur satu tahun, Lidia tidak bisa mengulangi moment itu, dia hanya bisa menitipkan lagu itu pada sang angin, berharap angin menyampaikan lagu itu pada sang kekasih yang sedang kecewa karena kekasih barunya tak melakukan apa yang pernah Lidia lakukan di satu tahun kemarin.

GR

“Sin kenapa sich kamu kok gak pernah menyapa Dani kalau ketemu” Tanya Bela suatu hari saat mereka makam bakso di kantin

Ah iya, kenapa saya gak pernah menyapa Dani kalau kebetulan ketemu padalah udah hampir 6 bulan Dani pindah ke sekolah ini, dan sekelas lagi kenapa saya tak pernah ngobrol sekatapun dengan dia.

“Eh di tanyain kok malah bengong sich” Bela sewot melihat sahabatnya yang sedang melamun

“Gak tau ah”

Sinta tak sanggup menjawab pertanyaan sahabatnya. Selama ini dia terkenal sebagai cewek supel di sekolahnya, dia selalu bisa bergaul dengan siapa saja, dari kakak kelas sampe adek kelas. Hanya segelintir penghuni sekolah yang tak bisa bergaul denga Sinta yakni siswa pendiam yang suka menyendiri.

“Sin coba dong kamu bersikap lebih ramah sama Dani, kamu kan bisa bergaul sama semua penghuni sekolah ini masa’ sama teman satu kelas gak bisa” Bela masih protes dengan ketidak ramahan Sinta pada Dani

“Aku harus gimana Bel, aku gak pernah niat bersikap dingin kok ke Dani”

“Ya sekali-kali ajak dia ngobrol”

“Dia itu pendiam banget Bel”

“Ya makanya kamu yang mulai ajak ngobrol, mungkin dengan begitu kalian bisa akrab”

“Iya dech kapan-kapan aku coba”

***

Sinta baru keluar dari kelas, dia terbiasa keluar kelas paling akhir, menghindari acara desak-desakan di pintu kelas. Saat mendekati gerbang sekolah dia mendapati Dani yang sedang duduk di depan pos satpam sekolah, terlihat menunggu seseorang.

“Hai Dan” Sinta mencoba menyapa Dani

“Hai” Jawab Dani singkat

“Lagi apa nie, gak pulang” Sinta berusaha sok akrab

Dani hanya diam saja

Tiba-tiba Sinta duduk di sebelah Dani dan membuat Dani kaget

“Eh gak usah kaget gitu dong”

“Permisi aku pulang dulu ya” Dani beranjak dari duduknya buru-buru pergi meninggalkan Sinta

***

Pagi ini Sinta bertekat mendatangi Dani lagi buat minta maaf atas sikapnya siang kemarin yang sepertinya membuat Dani terganggu

“Hai Dan” Sinta berdiri di sebelah bangku Dani

Dani hanya menoleh sesaat kemudian kembali sibuk dengan buku LKS yang sedang dia kerjakan

“Dan boleh minta waktunya sebentar, aku kesini mau minta maaf karena sudah buat kamu kaget kemarin”

“Iya gak apa”

“Beneran ni di maafin, makasih ya” Nada senang terlihat dari bicara Sinta

Dani hanya diam

“Eh kamu lagi ngerjain LKS ya, wah rajin banget ya kamu ini”

“Kalau sudah gak ada perlu tolong tinggalkan saya”

Sinta pun pergi karena merasa terusir

***

“Pokoknya jangan suruh saya menyapa Dani lagi” Sinta duduk di sebelah Bela yang sedang asik makan bakso

“Ada apa si say baru datang langsung marah-marah”

“Gara-gara kamu ni, saya di usir Dani”

“Apa? Di usir Dani? Kok bisa?” Tanya Bela gak percaya

Sinta menceritakan semua kejadian sok akrabnya dengan Dani, mulai kejadian kemaren yang di tinggal Dani pergi sampe kejadian pengusiran dirinya tadi pagi.

“Hahahahaha” Bela tertawa mendengar cerita dari sahabatnya

“Puas ya ngelihat sahabatnya sengsara, ini gara-gara kamu si nyuruh-nyuruh nyapa Dani segala”

“Iya maaf. Eh itu Dani” Bela menunjuk Dani yang barusan masuk ke kantin

“Ah biarin males aku berurusan lagi sama tu cowok”

“Coba aku sapa ya, aku pingin tau reaksinya gimana si kalau di sapa orang”

Belum saja Sinta sempat mencegah Bela sudah beraksi

“Hai Dan” Bela melambai ke arah Dani

Sinta menahan nafas, tegang bercampur penasaran dengan respon Dani

“Eh Dani kesini” Bela berbisik ke Sinta

“Hai” jawab Dani setelah ada di hadapan Bela dan Sinta

“Mau bakso Dan” Bela menawari bakso ke Dani

“Gak makasih, aku cuma ada perlu bentar kesini”

“Sama kita, ada apa ni?” Bela berusaha ramah dengan Dani

Sinta hanya diam, dia kagum sama Bela karena bisa ngobrol dengan Dani

“Tolong bilang ke teman kamu itu ya, jangan ganggu saya” Dani melirik ke Sinta

“Sinta maksud kamu” Jawab Bela ragu

“Iya, bilang juga, saya gak akan pernah naksir dia, jadi gak usah PDKT ya sama saya” Jawab Dani kemudian pergi meninggalkan kedua gadis yang bengong dibuatnya.

Menangis Lagi

“Alhamdulillah masalah ku sudah selesai,, gak sia-sia bersabar selama ini akhirnya di restui juga,, menjalani hubungan bersamamu lebih tenang.” Vita membaca status facebook Bela.

Tiba-tiba rasa sakit itu terulang lagi. Rasa sakit hati yang sanggup membuat Vita menagis. Teringat kembali kejadian 4 bulan yang lalu, saat Rio yang saat itu masih menjadi kekasih Vita tiba-tiba menghilang tanpa sebab yang pasti, Vita berusaha mencari kabar tapi sayang dia tak berhasil, tinggal di beda pulau membuat Vita sulit mencari kabar tentang kekasihnya itu.

Baru setelah Bela mengadd facebook seluruh teman Rio termasuk Vita, akhirnya Vita mengerti penyebab Rio meninggalkan dirinya, Vita yang mengaku teman baik Rio kepada Bela, membuat Bela senang berbagi cerita dengan Vita, menceritakan Rio sang kekasih, menceritakan hubungan yang tak di resrui orang tua Rio karena orang tua Rio sudah memiliki pilihan atas calon istri Rio, semua masa indah bersama Rio, Bela cerita kan kepada Vita

Didepan layar monitor tempat ia berbagi cerita dengan Bela, Vita tak kuasa membendung air matanya, dia tak menyangka Rio orang yang selama ini dia cintai tega membagi cintanya dengan perempuan lain. Tapi masih ada sedikit kebahagian karena hubungan mereka tak mendapat restu dari orang tua Rio, orang tua Rio sudah memilih calon untuk menjadi istri Rio yang tak lain adalah dirinya.

Tapi sekarang rasa sakit yang masih tersimpan sedikit bahagia itu telah menjadi rasa sakit yang benar-benar sakit, status facebook bela yang barusan Vita baca, telah menjelaskan bahwa orang tua Rio telah merestui hubungan mereka. Dan Vita hanya menjadi bagian terlupakan oleh Rio serta keluarganya

Sebuah Firasat

Tika terbangun dari tidurnya, keringat dingin membasahi tubuhnya, dan nafasnya  terengah-engah seperti habis lomba lari marathon, dia melirik jam dinding warna pink yang ada di atas pintu kamarnya,

“Jam sebelas “

Tika meraih hapenya yang ada di meja sebelah tempat tidunya, terlihat menghubungi seseorang

“Malam sayank” terdengan suara cowok dari ujuk telepon

“Aku mimpi buruk lagi” suara Tika seperti orang ketakutan

“Makanya kalau mau bobo baca doa dulu”

“Mas udah 3 kali aku mimpiin ini, aku takut mas”

“Adek gk percaya sama mas” cowok di ujuk sana sudah mengerti kalau malam ini Tika mimpi apaan, karena udah 2 kali dia mendengarkan cerita mimpi buruk itu dan sekarang Tika mengatakan kalau ini mimpi buruk ketiga kalinya

“Bukan begitu mas, Tika hanya takut mimpi adek jadi kenyataan, Tika takut mas akan selingkuh dengan Vani, Tika sayang mas” Tika mengulangi pernyataan itu untuk ketiga kalinya

“ Iya mas ngerti, mas juga sayang adek, percayalah sayang mas di sini gk akan selingkuh, dan mas juga sudah jelaskan berulang kalikan Vani itu sepupu mas”

Tika menarik nafas panjang “ kapan mas jadi pulang ke jawa, adek kangen mas”

“Sabar ya sayang, mungkin 3 bulan lagi mas akan pulang ke jawa, ya udah adek bobo lagi gi, udah malam nie”

“Iya mas, love you”

“Love you too”

Tika menaruh kembali hapenya di meja, dan membaringkan tubuhnya kembali untuk tidur.

***

“Mas itu hapenya bunyi tu, kayaknya ada telepon, aku angkat ya” Tika mengambil hape Andre yang tergeletak di meja dekat TV

“Ah sini biar aku aja yang angkat” Andre merebut hapenya kemudian mematikan panggilan di hapenya

“Kok malah dimatiin se, katanya mau di angkat” Tika heran melihat tinggah pacarnya itu

“Ini tadi kepencet tombol mati, ah biarin aja ntar kalau dia butuh pasti dia telp lagi, sini ayo lanjutin maen PSnya”

“Mas siapa Vani itu, kok mas belum pernah cerita?”

“Vani, oya dia sepupu mas yang ada di madiun, prasaan mas udah cerita ke adek dech mungkin adek yang lupa”

Lamunan Tika buyar saat mendengar petir yang lumayan keras,

Ah hujan sepertinya akan turun

Tika sedang duduk sendirian di teras kosnya, hatinya sedikit galau, karena dari tadi pagi Andre sang pujaan hati tak menghubunginya, dan di saat dia yang mencoba untuk menghubungi selalu saja panggilannya di matikan, dan lamunan tentang kejadian setaun kemarin tentang Vani membuat dirinya semakin membuatnya cemas.

Tika mulai mencari kesibukan agar kegalauannya segera berakhir, dia membuka laptop pink hadiah ulang tahun ke 20 dari Andre. Tika membuka akun facebooknya, dan mencari akun facebook Andre, mungkin dari statusnya Tika bisa mengerti apa yang sedang di lakukan sang pujaan hatinya itu.

Tak ada pencarian, kok bisa??? Ada apa ini, kenapa Mas Andre meremove facebook ku

Bukannya hilang, galau Tika semakin parah, dia bertanya-tanya dalam diri sendiri kenapa Andre merevo facebooknya,  tiba-tiba rasa sakit yang tak bisa di jelaskan terasa di hatinya, sampai tak sadar air mata Tika jatus di atas tuts laptop yang sedang di pangkunya.

***

Udah dua hari ini Tika tak masuk kerja, badannya demam, setelah kejadian malam hari di teras rumah itu Tika sulit untuk tidur, makan juga malas, dia kepikiran sama Andre, udah genap satu bulan tak ada kabar sama sekali dari pacarnya itu.

Sinta selalu setia menemani Tika, dia adalah sahabat sekaligus teman kos Tika

“Tok..Tok..Tok…” Suara dari pintu Tika

“Masuk aja gk dikunci kok” Tika menyuruh pengetuk pintu kamarnya masuk

“Hai Tik, sudah minum obat” Sapa Sinta yang baru pulang kerja

“Udah Sin” Meskipun sakit senyum Tika masih terlihat manis

“Udahlah Tik lupakan Andre  dia sudah bener-bener ninggalin kamu Tik, telpon gk pernah di angkat, sms gk di bales, facebookmu di ramove, itu tandanya si Andre udah pingin kamu pergi dari hidupnya” Sinta mulai menceramahi sahabatnya itu

“Eh Sin kamu masih berteman sama Andre gk di facebook?”

“Iya masih kayaknya, emang kenapa?”

“Bole pinjem akunmu gk?”

“Buat apa? Buat lihat statusnya Andre? Gk usah dech Tik liat-liat status facebooknya Andre lagi, dari pada ntar sakit hati” Sinta melarang Tika melihat status Andre

“Tolong ambilin laptop ku itu” Tika menunjuk laptopnya yang tergeletak di atas meja belajarnya

“Tik gk usah di liat kok” Sinta tetep kukuh agar Tika mengurungkan niatnya

“Aku penasaran Sin” Jawab Tika sambil tersenyum”Tolong dunk laptop ku”

Sinta beranjak dari tempat duduknya, dan mengambilkan laptop untuk Tika “Beneran kamu tak apa Tik?”

“Iya” Jawab Tika menyakinkan sahabatnya

Kemudian Tika menyalakan Laptopnya, dan membuka akun facebook milik Sinta, menuju kotak pertemanan dan mencari akun facebooknya Andre.

“Ini dia” Senyum Tika menghiasi bibirnya yang pucat

Sinta mendekat ke laptop, dia juga penasaran ama status Andre.

“Vani?” Tika menyebutkan sebuah nama

“Kamu kenal ama Vani Tik, siapa dia? Kok obrolan mereka mesra banget sich?”

Tika  langsung menutup akun facebook Sinta dan membuka akun facebooknya sendiri, kemudian menuliskan dalam kotak pencarian “Vani Amelia” setelah merasa benar bahwa itu adalah teman Andre di facebooknya tadi, Tika buru-buru mengaddnya.

“Kamu add Vani Tik?” Sinta menyakinkan apa yang baru saja dilakukan sahabatnya

“Iya” Jawab Tika sekenanya sambil mematikan laptopnya

“Ah gk ngerti Aku ama jalan pikiranmu” Sinta masih keheranan ama kelakuan sahabatnya itu.

***

Hari ini Tika kembali masuk kerja setelah 1 minggu absen karena sakit. Tika mulai sibuk dengan kerjaan yang barusan di berikan oleh Mbak Ambar atasannya, tapi karena saat itu suasana hati Tika masih belum kondusif, kerjaan itu hanya mampu membuat Tika sibuk selama lima menit, setelah itu Tika mulai bosan dan mengganti kerjaan itu dengan facebook.

Dia mulai membuka akun facebooknya, mengecek pemberitahuan di facebooknya, kemudian lanjut melihat status yang muncul di berandanya, sesekali dia mengomentari status teman yang iya kenal ato status yang menarik. Setelah puas berkoment di status orang Tika tertuju pada kotak obrolan.

“Vani” Tika tertegun melihat akun Vani online

Tika menulis sebuah kata halo di kotak obrolan Vani, namun cuma dibiarkan gitu saja tanpa menekat tombol enter, diam beberapa saat kemudian menghapuskan kata itu

“Sapa gk ya?” Tika bertanya pada diri sendiri

Saat sedang dibuat bingun oleh kondisi ini, tiba-tiba saja ada pemberitahuan kalau, dan itu membuat Tika terbelalak tak percaya.

Salam kenal, Apa Vani menyapaku?

Tanpa berpikir panjang lagi Tika membalas sapaan dari Vani

“Salam kenal juga, tinggal dimana mbak?” Balas Tika

“Sampit mbak, mbaknya tinggal dimana?”

“Aku Lamongan mbak, mbak asli sampitkah?”

“Iya aku asli sampit mbak, berarti orang jawa ya mbak?”

“Iya mbak aku orang jawa, oya mbak aku punya teman anak sampit lho, mungkin kamu  kenal” Tika mulai mencari tau tentang Andre

“Siapa ya mbak, masalahnya disini banyak orang jawa mbak”

“Namanya Mas Andre, dia anak lamongan, kerja di perkebunan sawit mbak” Tika menjelaskan cirri-ciri pacarnya atau lebih tepatnya mantan pacar.

“Oww Andre to, ya kenal banget mbak, itu pacar saya mbk” Jawab Vani

Tika dibuat terbelalak oleh pernyataan Vani.

Vani pacarnya Mas Andre, ternyata ini sebabnya kenapa Mas Andre meninggalkan saya

“Mbak kok diem, emang kamu kenal dimana mbak sama pacar saya” Vani mulai penasaraan

“Maaf mbak tadi aku minum dulu” Tika berbohong

“O iya gk apa kok, emang mbak kenal pacar saya dimana mbak?” Vani mengulangi pertanyaannya

“Aku teman sepupunya Mas Andre mbak. Mbak udah dulu ya aku mau off, aku masih ada kerjaan” Tika mengakhiri pembicaraannya dengan Vani.

Tika mematikan akun facebooknya.