GR

“Sin kenapa sich kamu kok gak pernah menyapa Dani kalau ketemu” Tanya Bela suatu hari saat mereka makam bakso di kantin

Ah iya, kenapa saya gak pernah menyapa Dani kalau kebetulan ketemu padalah udah hampir 6 bulan Dani pindah ke sekolah ini, dan sekelas lagi kenapa saya tak pernah ngobrol sekatapun dengan dia.

“Eh di tanyain kok malah bengong sich” Bela sewot melihat sahabatnya yang sedang melamun

“Gak tau ah”

Sinta tak sanggup menjawab pertanyaan sahabatnya. Selama ini dia terkenal sebagai cewek supel di sekolahnya, dia selalu bisa bergaul dengan siapa saja, dari kakak kelas sampe adek kelas. Hanya segelintir penghuni sekolah yang tak bisa bergaul denga Sinta yakni siswa pendiam yang suka menyendiri.

“Sin coba dong kamu bersikap lebih ramah sama Dani, kamu kan bisa bergaul sama semua penghuni sekolah ini masa’ sama teman satu kelas gak bisa” Bela masih protes dengan ketidak ramahan Sinta pada Dani

“Aku harus gimana Bel, aku gak pernah niat bersikap dingin kok ke Dani”

“Ya sekali-kali ajak dia ngobrol”

“Dia itu pendiam banget Bel”

“Ya makanya kamu yang mulai ajak ngobrol, mungkin dengan begitu kalian bisa akrab”

“Iya dech kapan-kapan aku coba”

***

Sinta baru keluar dari kelas, dia terbiasa keluar kelas paling akhir, menghindari acara desak-desakan di pintu kelas. Saat mendekati gerbang sekolah dia mendapati Dani yang sedang duduk di depan pos satpam sekolah, terlihat menunggu seseorang.

“Hai Dan” Sinta mencoba menyapa Dani

“Hai” Jawab Dani singkat

“Lagi apa nie, gak pulang” Sinta berusaha sok akrab

Dani hanya diam saja

Tiba-tiba Sinta duduk di sebelah Dani dan membuat Dani kaget

“Eh gak usah kaget gitu dong”

“Permisi aku pulang dulu ya” Dani beranjak dari duduknya buru-buru pergi meninggalkan Sinta

***

Pagi ini Sinta bertekat mendatangi Dani lagi buat minta maaf atas sikapnya siang kemarin yang sepertinya membuat Dani terganggu

“Hai Dan” Sinta berdiri di sebelah bangku Dani

Dani hanya menoleh sesaat kemudian kembali sibuk dengan buku LKS yang sedang dia kerjakan

“Dan boleh minta waktunya sebentar, aku kesini mau minta maaf karena sudah buat kamu kaget kemarin”

“Iya gak apa”

“Beneran ni di maafin, makasih ya” Nada senang terlihat dari bicara Sinta

Dani hanya diam

“Eh kamu lagi ngerjain LKS ya, wah rajin banget ya kamu ini”

“Kalau sudah gak ada perlu tolong tinggalkan saya”

Sinta pun pergi karena merasa terusir

***

“Pokoknya jangan suruh saya menyapa Dani lagi” Sinta duduk di sebelah Bela yang sedang asik makan bakso

“Ada apa si say baru datang langsung marah-marah”

“Gara-gara kamu ni, saya di usir Dani”

“Apa? Di usir Dani? Kok bisa?” Tanya Bela gak percaya

Sinta menceritakan semua kejadian sok akrabnya dengan Dani, mulai kejadian kemaren yang di tinggal Dani pergi sampe kejadian pengusiran dirinya tadi pagi.

“Hahahahaha” Bela tertawa mendengar cerita dari sahabatnya

“Puas ya ngelihat sahabatnya sengsara, ini gara-gara kamu si nyuruh-nyuruh nyapa Dani segala”

“Iya maaf. Eh itu Dani” Bela menunjuk Dani yang barusan masuk ke kantin

“Ah biarin males aku berurusan lagi sama tu cowok”

“Coba aku sapa ya, aku pingin tau reaksinya gimana si kalau di sapa orang”

Belum saja Sinta sempat mencegah Bela sudah beraksi

“Hai Dan” Bela melambai ke arah Dani

Sinta menahan nafas, tegang bercampur penasaran dengan respon Dani

“Eh Dani kesini” Bela berbisik ke Sinta

“Hai” jawab Dani setelah ada di hadapan Bela dan Sinta

“Mau bakso Dan” Bela menawari bakso ke Dani

“Gak makasih, aku cuma ada perlu bentar kesini”

“Sama kita, ada apa ni?” Bela berusaha ramah dengan Dani

Sinta hanya diam, dia kagum sama Bela karena bisa ngobrol dengan Dani

“Tolong bilang ke teman kamu itu ya, jangan ganggu saya” Dani melirik ke Sinta

“Sinta maksud kamu” Jawab Bela ragu

“Iya, bilang juga, saya gak akan pernah naksir dia, jadi gak usah PDKT ya sama saya” Jawab Dani kemudian pergi meninggalkan kedua gadis yang bengong dibuatnya.